Apa pendapat maskapai penerbangan tentang Voa Brasil?

Iklan

Voa Brasil adalah proyek dari pemerintah federal yang bertujuan untuk mengurangi nilai tiket bagi pensiunan dan pensiunan INSS (Lembaga Jaminan Sosial Nasional). Proyek tersebut masih berjalan, karena sempat tertunda karena adanya kerjasama dengan Kementerian Pariwisata. 

Dengan demikian, dengan harga tiket yang lebih terjangkau maka bandara dan maskapai penerbangan akan menerima lebih banyak penumpang. Lihat di bawah pendapat perusahaan-perusahaan ini dan lihat detail tentang Voa Brasil. 

Apa pendapat maskapai penerbangan? 

Dengan tiket di R$ 200 jelas akan lebih banyak orang di bandara dan lebih banyak orang yang membeli tiket. Oleh karena itu, InfoMoney mencari perusahaan seperti GOL, Azul dan LATAM untuk mengetahui apa harapannya. 

Iklan

Namun, perusahaan mengatakan bahwa komunikasi resmi mengenai program baru ini adalah tanggung jawab pemerintah. Meskipun demikian, GOL, salah satu narasumber, menyatakan bahwa mereka berpartisipasi dalam kelompok kerja yang bertujuan untuk menjadikan Voa Brasil layak. 

Sekretariat Penerbangan Sipil dan Abear (Asosiasi Maskapai Brasil) hadir dalam kelompok tersebut bersama dengan GOL. Lebih lanjut, pihak maskapai juga menyatakan bahwa hasil pertemuan tersebut “menjanjikan”. 

Iklan

GOL juga menyoroti bahwa perusahaan ini berada dalam kondisi stabil setelah “krisis terbesar dalam sejarah” dan bahwa inisiatif seperti ini, yang bertujuan untuk berkembang, selalu diterima. 

Tentang Voa Brazil 

Penting untuk digarisbawahi bahwa program Voa Brasil bermaksud untuk menyediakan tiket pesawat mulai dari R$ 200 kepada pensiunan INSS dan pensiunan yang berpenghasilan hingga R$ 6.8 ribu. Oleh karena itu, kelompok orang ini dapat membeli hingga dua tiket per tahun, dengan hak untuk mendapatkan pendamping.

Perlu dicatat bahwa mereka yang belum pernah melakukan penerbangan apa pun dalam setahun terakhir akan dapat membeli hingga empat tiket. Program ini sedianya akan diluncurkan pada bulan Agustus, namun karena adanya kemitraan dengan Kementerian Pariwisata, maka diperlukan waktu lebih lama. 

Gambar: Freepik