Pejotização: Tantangan Pekerja Brasil Saat Ini

Pejotisasi merupakan tantangan yang semakin besar di pasar tenaga kerja Brasil, yang ditandai dengan karakterisasi yang salah terhadap pekerja sebagai badan hukum, yang menyamarkan hubungan kerja sebagai penyediaan layanan independen.

Praktik yang tidak teratur ini membawa beberapa dampak negatif bagi pekerja, perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan.

Apa itu Pejotisasi

Pejotisasi terjadi ketika suatu perusahaan mempekerjakan seorang profesional untuk melakukan aktivitas khas seorang karyawan, tetapi mendaftarkannya sebagai badan hukum, umumnya melalui a MEI (Pengusaha Mikro Perorangan).

Praktik penipuan ini bertujuan untuk menghindari hak-hak buruh dan mengurangi biaya bagi perusahaan, mengalihkan tanggung jawab atas kewajiban seperti:

  • Kontribusi jaminan sosial: Tanpa registrasi, pekerja kehilangan akses terhadap Jaminan Sosial, termasuk tunjangan pensiun, tunjangan sakit, cuti melahirkan dan tunjangan lainnya;
  • Liburan dan gaji ketigabelas: Hak-hak dasar pekerja konvensional tidak dijamin dalam pejotização, sehingga membahayakan istirahat dan upah mereka;
  • Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja: Perusahaan dibebaskan dari tanggung jawab atas kerusakan kesehatan pekerja jika terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja;
  • FGTS: Dana Jaminan Waktu Pelayanan, yang penting untuk pembelian rumah dan keperluan lainnya, tidak disetorkan untuk pekerja yang dipejotisasi.

Mengapa Pejotisasi Terjadi

Beberapa faktor berkontribusi terhadap menjamurnya pejotização di Brasil:

  1. Kesenjangan dalam peraturan perundang-undangan: Perundang-undangan di Brasil masih memiliki celah yang memfasilitasi praktik pejotização, sehingga sulit untuk memantau dan menghukum perusahaan yang melanggar;
  2. Cari fleksibilitas menurut perusahaan: Bertujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan fleksibilitas dalam manajemen tenaga kerja, beberapa perusahaan memilih melakukan pejotisasi, mengeksploitasi kerentanan pekerja untuk mencari peluang;
  3. Misinformasi pekerja: Banyak pekerja yang tidak menyadari hak-hak mereka dan risiko pejotização, menerima praktik tidak teratur ini karena kurangnya alternatif atau karena mereka percaya pada hal tersebut. janji-janji menyesatkan dari perusahaan.

Konsekuensi bagi Pekerja

Pekerja yang dipejotisasi mengalami beberapa dampak negatif:

  • Kerugian terhadap hak-hak buruh: Hilangnya hak-hak dasar seperti pekerjaan formal, liburan, gaji ketigabelas, FGTS dan Jaminan Sosial menimbulkan ketidakamanan dan membahayakan masa depan pekerja;
  • Eksploitasi dan kerawanan kerja: Pejotisasi membuka peluang terjadinya eksploitasi pekerja, dengan jam kerja yang melelahkan, upah yang rendah dan kurangnya perlindungan hukum;
  • Kesulitan mengakses kredit: Tanpa registrasi dan bukti pendapatan formal, pekerja yang dipejotisasi menghadapi kesulitan dalam memperoleh kredit dan melakukan investasi;
  • Meningkatnya ketidakamanan sosial: Absennya hak-hak ketenagakerjaan dan jaminan sosial membuat pekerja yang terkena pejotisasi lebih rentan jika terjadi kejadian tak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan.

Konsekuensi bagi Perusahaan

Meskipun pejotisasi mungkin tampak menguntungkan dalam jangka pendek bagi perusahaan, hal ini menimbulkan konsekuensi negatif dalam jangka panjang:

  • Hilangnya produktivitas: Kurangnya motivasi dan komitmen pekerja yang pejotisasi dapat menyebabkan turunnya produktivitas dan daya saing perusahaan;
  • Rusaknya citra perusahaan: Praktik pejotisasi dapat mencoreng citra perusahaan, merusak reputasinya di pasar, dan menyulitkan menarik talenta;
  • Risiko denda dan tuntutan hukum: Pejotização adalah praktik tidak teratur yang dapat mengakibatkan denda, tuntutan hukum ketenagakerjaan, dan masalah hukum lainnya bagi perusahaan;
  • Ketidakstabilan dalam hubungan kerja: Kurangnya formalisasi dan keamanan hukum dalam hubungan kerja menimbulkan ketidakstabilan dan menghambat perencanaan strategis perusahaan.

Memerangi Pejotização: Tantangan Kolektif

Memerangi pejotisasi memerlukan upaya bersama dari berbagai sektor masyarakat:

  • Penguatan peraturan perundang-undangan: Perundang-undangan di Brazil perlu diperbaiki untuk menutup celah yang memfasilitasi pejotização dan meningkatkan kekakuan hukuman bagi perusahaan yang melakukan pelanggaran;
  • Pengawasan ketenagakerjaan yang lebih efektif: Kementerian Tenaga Kerja perlu mengintensifkan pemeriksaan untuk mengidentifikasi dan menghukum perusahaan yang melakukan pejotização;
  • Bimbingan dan kesadaran pekerja: Kampanye pendidikan harus dipromosikan sehingga pekerja memahami hak-hak mereka dan mengakui pejotização sebagai praktik yang merugikan;
  • Insentif untuk formalisasi: Pemerintah harus menciptakan inisiatif yang mendorong formalisasi pekerjaan, memfasilitasi proses pendaftaran bagi perusahaan yang sah dan wiraswasta profesional.

Pejotisasi merupakan sebuah tantangan yang memerlukan tindakan bersama oleh badan pemerintah, entitas buruh, perusahaan dan masyarakat itu sendiri.

Hanya dengan memperkuat undang-undang, pengawasan yang efektif, meningkatkan kesadaran di kalangan pekerja dan mendorong formalisasi, praktik berbahaya ini dapat diberantas dan menjamin perlindungan hak-hak pekerja di Brasil.

Gambar: Canva / Penyuntingan: Roberta de Oliveira